Jakarta – Dinamika politik jelang Pilkada Gubernur Jakarta semakin menarik untuk diikuti. Terbaru, Ketua DPP PDIP Puan Maharani menanggapi munculnya wacana poros baru PDIP bersama PKB setelah PKS menegaskan Anies Baswedan harus membawa Sohibul Iman jika mau menjalin koalisi. Puan membuka kemungkinan itu selama memenuhi persyaratan pencalonan.
“Bisa saja. Selama memenuhi kuota yang ada,” demikian kata Puan di gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Kamis (4/7/2024).
Putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu menekankan hal terpenting adalah pemenuhan syarat jumlah kursi parpol yang mencalonkan gubernur dan wakil gubernur sebesar 20%. Dia mengatakan bukan tidak mungkin untuk membentuk poros baru bersama PKB.
“Dalam artian, persyaratannya dan mekanismenya itu mencukupi. Bukan tidak mungkin, politik dinamis,” ungkap Puan.
Sebelumnya, Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno mengungkap peluang terciptanya poros politik baru oleh PDIP, PKB, dan PPP atas kuncian PKS terhadap duet Anies dan Sohibul Iman.
Adi Prayitno awalnya bicara terkait alasan PDIP dan PKB sementara menolak proposal PKS. Dia menyebut PDIP dan PKB punya kepentingan sendiri untuk menduetkan kadernya dengan Anies Baswedan.
“Saya kira penolakan PDIP dan PKB terkait proposal yang diajukan PKS soal duet Anies dan Sohibul Iman itu tentu sangat terkait dengan kepentingan PKB dan PDIP soal kemungkinan duet dengan Anies Baswedan,” ujar Adi saat sebagaimana dikutip dari Detik.com.
“Artinya apa? Kalau kemudian PKS tawarkan proposal Anies dan Sohibul Iman, tentu ini seakan-akan menutup peluang bagi PKB dan PDIP untuk menyodorkan kader terbaik mereka bisa berdampingan dengan Anies Baswedan, kan begitu yang membuat PKB dan PDIP terkesan bahwa mereka itu tidak setuju dengan proposal PKS. Kalau saya baca, ini soal gimana PDIP, gimana PKB kadernya bisa atau tidak berdampingan dengan Anies,” pungkasnya.