Bantul,arabaru.com – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meresmikan penataan kawasan Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) dalam acara Wiwitan Gugus Bagong di PSBK, Bantul, D.I Yogyakarta, Sabtu (12/10/2024).
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Pak Butet karena telah memberikan kesempatan kepada saya untuk ikut berkontribusi nguri-uri (melestarikan) budaya kita,” kata Menteri Basuki.
Menteri Basuki mengatakan kontribusi dari PUPR ini tidak ada artinya dibandingkan kontribusi Bapak Bagong Kussudiardja terhadap dunia seni Indonesia, dimana karya-karyanya sudah menjadi warisan budaya tak benda Indonesia.
“Mudah-mudahan kontribusi kami bisa membuat padepokan ini hidup kembali dan pantas untuk dipakai para seniman manggung di sini,” katanya.
Penataan kawasan PSBK yang dilakukan pada Mei-September 2024 dengan biaya Rp14,39 miliar ini bertujuan untuk memperbaiki bangunan-bangunan yang sudah mengalami penurunan kualitas akibat usia. Lingkup pekerjaannya meliputi pembangunan Gedung Pendopo Ratu Kidul dan Gedung Sanggit di sayap timur, perbaikan gedung Kua Etnika dan Gedung Layang-Layang, dan penataan lansekap.
Ketua Dewan Pembina PSBK Butet Kartaredjasa mengatakan kawasan padepokan ini dibangun oleh seniman besar Indonesia Bagong Kussudiardja sejak tahun 1978 dengan konsep sederhana menggunakan bahan bambu. Sejak tahun 2009, kompleks bangunan seluas 5.000 m2 ini diselaraskan dalam desain pengembangan masterplan kawasan PSBK oleh seniman-arsitek Eko Prawoto yang kemudian didukung Kementerian PUPR dalam realisasinya.
“Pak Bagong tidak pernah memagari tempat ini supaya anak-anak di sini bisa melihat kesenian dan minimal menjadi penonton seni yang bisa menghargai seni, syukur jika mau belajar seni. Tanpa pagar, masyarakat juga ikut merasakan kebermanfaatannya pada akses lingkungan seperti saluran air yang baik dan aspal yang mulus. Ini semua terima kasih kepada PUPR mewujudkan mimpi kami dan Pak Bagong,” kata Butet.
Butet mengatakan revitalisasi ini adalah bukti kehadiran negara di tengah masyarakat seni karena selain sebagai perwujudan nilai-nilai seni dari Bagong Kussudiardja,
bangunan ini juga merupakan situs penting yang menjadi saksi perkembangan seni budaya Indonesia di era pasca-kemerdekaan.
“Saya ingin memaknai PSBK warisan almarhum Pak Bagong itu bukan hanya sekedar tempat seni, tapi aset budaya yang perlu diselamatkan. Saya dan keluarga berkomitmen meneruskan apa yang diwariskan Pak Bagong, untuk mengusung mimpi-mimpi besar Pak Bagong di dunia seni dan ranah budaya,” ujar Butet.
Turut hadir Gubernur D.I Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubowono X, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih, Ketua Yayasan PSBK Jeannie Park, para Pejabat Tinggi Madya dan Pratama di lingkungan Kementerian PUPR, serta para seniman. (*)
Idris Widodo