arabaru.com– Pembelajaran berbasis teknologi informasi (IT) kini semakin penting, terutama dalam dunia pendidikan. Namun, belum semua sekolah dasar memanfaatkan teknologi ini secara optimal. Hal ini disebabkan oleh kurangnya dukungan dari berbagai elemen pendidikan. Padahal, anak-anak saat ini sudah sangat akrab dengan perangkat teknologi seperti komputer dan gawai. Untuk menjawab tantangan ini, seorang guru kelas 6A di SD Negeri Jatingaleh 01, mengadopsi teknologi sebagai bagian dari proses belajar-mengajar, dengan menggunakan Google Sites sebagai media pembelajaran.
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan Kurikulum Merdeka
Mengacu pada pandangan Ki Hadjar Dewantara, pendidikan bertujuan untuk menuntun kodrat yang ada dalam diri anak-anak agar mereka dapat mencapai kebahagiaan setinggi-tingginya, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat. Konsep ini sejalan dengan Kurikulum Merdeka, yang memberikan kebebasan kepada guru dan siswa untuk memilih sumber belajar yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Kurikulum ini menekankan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif.
Salah satu metode asesmen yang diadaptasi dalam kurikulum ini adalah portofolio, yakni kumpulan karya siswa yang mencerminkan perkembangan mereka selama proses pembelajaran. Dalam konteks ini, guru kelas 6A memutuskan untuk menggunakan Google Sites sebagai platform untuk mengumpulkan dan menampilkan hasil karya siswa.
Implementasi Google Sites dalam Pembelajaran
Pada pembelajaran IPAS dengan tema “Bagaimana Tubuh Kita Bergerak?”, siswa diminta untuk mempelajari tiga topik utama: rangka, sendi, dan otot; sistem saraf; serta penyakit yang menyerang sistem gerak. Dalam kegiatan ini, siswa secara berkelompok membuat video tentang rangka, sendi, dan otot. Sedangkan untuk topik sistem saraf dan penyakit yang menyerang sistem gerak, siswa membuat video atau presentasi secara mandiri. Selain itu, siswa juga membuat eksperimen tentang replika tangan dan eksperimen tulang menggunakan media telur dan cuka.
Untuk memastikan hasil karya siswa dapat terdokumentasi dengan baik dan tidak hilang, guru menggunakan Google Sites sebagai media untuk menggabungkan semua data yang ada. Google Sites dipilih karena mudah digunakan, gratis, dan terintegrasi dengan berbagai aplikasi Google lainnya, seperti Google Drive, Google Docs, Google Calendar, dan Google Slides.
Pengalaman Siswa dan Antusiasme Orang Tua
Siswa kelas 6A sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini. Mereka belajar membuat Google Sites dengan semangat, saling membantu satu sama lain, meskipun hanya ada satu unit komputer yang digunakan untuk dua orang. Kelima file yang berisi tiga ringkasan materi dan dua hasil eksperimen dikumpulkan dan ditampilkan dalam Google Sites. Ini menjadi pengalaman pertama bagi banyak siswa dalam membuat situs web, dan mereka sangat serius mengikuti proses ini.
Kegiatan ini tidak hanya berhenti di kelas. Setelah menyelesaikan Google Sites, siswa juga membagikan situs web mereka kepada orang tua masing-masing. Kegiatan ini bertujuan untuk menunjukkan kepada orang tua tentang proses pembelajaran yang telah mereka jalani. Orang tua pun memberikan tanggapan positif. Salah satunya, orang tua Dinda, menyatakan bahwa Google Sites bisa menjadi media pembelajaran daring yang menarik dan membantu menambah semangat belajar siswa. Sementara itu, Mama Aulia mengungkapkan bahwa Google Sites memudahkan siswa menyimpan data dan mempermudah mereka belajar.
Kesimpulan
Penggunaan Google Sites dalam pembelajaran di SD Negeri Jatingaleh 01 membuktikan bahwa teknologi dapat dimanfaatkan secara efektif bahkan di tingkat sekolah dasar. Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya belajar tentang materi IPAS, tetapi juga keterampilan teknologi yang bermanfaat untuk masa depan mereka. Antusiasme siswa dan dukungan orang tua menunjukkan bahwa inovasi ini layak untuk terus dikembangkan di sekolah-sekolah lainnya.
IW