Jakarta – Rapat darurat dilakukan oleh Dewan Keamanan Nasional Iran di kediaman pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei usai pemimpin biro politik Hamas Ismail Haniyeh tewas di Teheran.
Sejumlah sumber mengatakan komandan pasukan elite Iran Quds juga hadir dalam pertemuan tersebut, demikian dilaporkan Middle East Eye (MEE).
Menurut New York Times, rapat darurat seperti ini sangat langka karena hanya diperuntukkan bagi keadaan luar biasa.
Ismail Haniyeh dinyatakan tewas dalam serangan di kediamannya di Teheran pada Rabu (31/7) pagi. Hamas menuduh Israel dalang di balik serangan ini.
Haniyeh berada di Teheran sejak Selasa (30/7) kemarin, untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran Masoud Pezeshkian. Dia juga bertemu dengan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
“Saudara, pemimpin, mujahid Ismail Haniyeh, kepala gerakan terakan ini, tewas dalam serangan Zionis di Teheran setelah ia berpartisipasi dalam pelantikan presiden baru Iran,” demikian pernyataan Hamas, dikutip AFP.
Sementara itu IRGC mengatakan seorang pengawal Haniyeh juga tewas saat serangan tersebut.
“Kediaman Ismail Haniyeh, kepala kantor politik Perlawanan Islam Hamas, diserang di Teheran. Akibat insiden ini, dia dan salah satu pengawalnya tewas,” ungkap pernyataan IRGC.
Ismail Haniyeh merupakan kepala biro politik Hamas sejak 2017, menggantikan Khaled Meshaal. Haniyeh jadi tokoh terkenal, terutama usai menjadi Perdana Menteri Palestina pada 2006, menyusul kemenangan Hamas pada pemilu parlemen.
Haniyeh tinggal di pengasingan dan berpindah antara Turki dan Qatar. Dia bergabung dengan Hamas pada tahun 1987, saat peristiwa Intifada Pertama.
Selama agresi Israel ke Palestina, keluarga Haniyeh turut jadi sasaran serangan. Pada April lalu, tiga anak dan empat cucu Haniyeh tewas dibunuh Israel.